Sabtu, 04 Oktober 2014

Jagung merupakan salah satu tanaman bahan pangan yang banyak ditanam di Indonesia. Slah satu jenis jagung yang banyak ditanam adalah Jagung Manis. Jagung manis banyak mengandung zat gulaterutama sukrosa. Biasanya jenis jagung ini dipanen ketika masih muda(pada tahap masak susu), sebab jika dipanen saat jagung ini sudah tua makan rasa manisnya akan berkurang.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penanaman jagung manis, Karena tanaman ini tidak akan berkembang maksimal apabila kebutuhan hara tidak tercukupi. Tanaman ini memerlukan unsur nitrogen (N) dalam jumlah besar. Dengan pemberian pupuk harus memperhatikan keseimbangan antara nitrogen, kalium (K) dan pospat (P). Berikut ini beberapa langkah yang perlu anda ketahui sebelum membudidayakan tanaman jagung manis tersebut.

Pengolahan Lahan 
Budidaya tanaman jagung manis dapat dilakukan dilahan kebun ataupun sawah, dengan catatan lahan sawah yang tidak tergenang dengan air. Biasanya untuk mengurangi jumlah air dapat dilakukan dengan cara membuat parit kecil diantara tanaman jagung. Tahapan pengolahan lahan yang pertama adalah dengan mencangkul tanah dan memecah bongkah tanah agar tanah menjadi gembur. Setelah bongkah tanah terpecah, ratakan tanah.

Selanjutnya buatlah bedengan dengan ukuran lebar 1 meter dengan ketinggian 20-30 cm sedangkan jarak antara bedengan yang satu dengan yang lainya sekitar 30 cm dan dalam satu bedengan ditanami 2 lajur/baris tanaman. Bedengan ini berfungsi sebagai drainase air(untuk tanah yang drainasenya kurang baik).

Selanjutnya pemberian pupuk dasar, pupuk yang diberikan adalah pupuk organik/pupuk kompos, hal ini untuk memenuhi unsur N dan unsur lainnya, kebutuhan pupuk dasar dalam budidaya jagung manis ini adalah 5 ton/ha. Jumlah pupuk ini tergantung dengan tingkat kesuburan tanah yang akan ditanami jagung.

Penanaman dan perawatan
Penanaman jagung manis yang paling baik adalah dengan cara tunggal. Buatlah lubang sedalam 2-3 cm kemudian masukan 2 butir benih jagung. Jarak antar tanaman jagung yang ideal adalah sekitar 60-75 cm. Setelah benik dimasukan ke lubang, tutup dengan tanah dan pupuk kompos. Siramlah agar kelembaban tanah terjaga. Benih yang dibutuhkan adalah 8 kg per hektar(34.000-37.00 tanaman/ha).

Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam budidaya Jagung Organik, dilakukan Pengendalian hama Secara Terpadu atau PHT, untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu Hama dan sifatnya dalam mengganunggu tanaman. 

1. Penggerek batang jagung (O. furnacalis).
Hama ini menyerang tanaman pada fase vegetatif maupun generatif. menyebabkan kerusakan tanaman dengan cara menggerek bagian batang tanaman untuk mendapatkan makanan. Pengendaliannya, bisa dilakukan dengan cara tekhnis, yaitu dengan mengatur rotasi tanam seperti dengan kedelai dan kacang tanah. Selain itu bisa juga dengan dengan memotong bunga jantan dan menerapkan waktu tanam yang tepat. Pengendalian hayati bisa dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami seperti Trichogramma spp. atau predator alami Euborellia annulata yang memangsa larva.

2. Ulat Tongkol (H. armigera)
Ulat tongkol menyerang tongkol jagung, sehingga tongkol jagung membusuk. Biasanya, awalnya ulat ini bertelur di rambut-rambut jagung kemudian setelah larva tumbuh maka akan memasuki kedalam tongkol, makanya perlu pengawasan yang mendetil dalam pengendalian hama ini. Pencegahan terhadap hama ini adalah dengan menerapkan pengolahan tanah yang baik. Pengolahan tanah yang akan mengurangi populasi ulat tongkol berikutnya. Musuh utama dari hama ini adalah Trichogramma spp. yang merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa parasit pada larva muda.

3. Kutu Daun (R. maidis)
Kutu daun mengeluarkan cairan yang biasa disebut embun madu pada daun, sehingga menyebabkan daun akan bernoda dengan warna gelap. Noda-noda inilah yang nantinya akan menghambat proses fotosintesis.  Musuh alami hama ini adalah Lysiphlebus mirzai, Coccinella sp. dan Micraspis sp. Cara lain untuk menghambat hama ini adalah dengan melakukan tumpang sari.

4. Belalang (Oxya spp.)
Hama ini biasanya banyak berkembang didataran rendah, umumnya lahan padang rumput atau pesawahan. Beberapa musuh alami belalang adalah Systoechus sp., burung dan laba-laba. Selain itu patogen seperti Metarhizium anisopliae merupakan musuh belalang. Metarhizium anisopliae merupakan bahan biopestisida yang sanggup mengendalikan 70-90% hama belalang.

5. Tikus (Rattus argentiventer)
Hama ini biasanya menyerang tanaman jagung manis yang ditanam di lahan sawah. Tikus memakan tongkol muda yang sedang matang susu, umumnya tikus memakan tongkol dari ujung hingga pertengahan pangkal. Pengendalian hama tikus secara organik adalah dengan memburu dan membasmi tikus dari sarangnya. Bisa juga dilakukan dengan cara gropyokan bersama petani yang lainnya.

Selain itu, perlu dikenali lebih lanjut Penyakit pada budidaya jagung manis. Diantaranya adalah.

1. Bule (Peronosclespora Maydis).
Penyakit ini menyebabkan daun bergaris putih hingga kuning, kemudian mucul juga garis coklat. Penyakit ini menyerang tongkol dan biasanya hampir ada disepanjang musim tanam, dan seringkali menyerang tanaman yang terlambat tanam atau diluar musim tanam. Menyebabkan kerusakan hingga 100 persen, untuk menghindarinya maka gunakan benih yang tahan penyakit tersebut. Cara lain untuk menghindarinya adalah dengan cara memusnahkan yang terifeksi, melakukan penanaman sesuai musim dan melakukan rotasi tanaman.

2. Karat (Puccinia sorghi)
Terjadi bintil-bintil berwarna coklat atau oranye pada permukaan daun bagian atas. Dikendalikan dengan cara pemilihan benih unggul, sanitasi yang baik, jika terlanjur ada, maka gunakan biopestisida pada daun.

3. Hawar daun (Helminthosporium turcicum),
Menyerang daun tua, kemudian menjalar kedaun muda. Bisa menyebabkan kematian pada tanaman, Pengendaliannya dilakukan dengan cara menggunakan varietas unggul, pengolahan lahan yang baik, penyiangan dan pengaturan jarak tanam.

4. Hawar daun (Curvularia sp.) 
Bisa menyebabkan seluruh bagian daun mengering, pengendaliannya dengan memilih varietas tahan penyakit, perbaikan sanitasi dan drainase..

5. Hawar pelepah (Rhizoctonia solani)
Bisa menyebabkan kebusukan pada pelepah, biasanya diawali dengan menyerang bagian tanaman yang terdekat dengan tanah, kemudian menjalar kebagian lainnya. Pengendaliannya dilakukan dengan cara memindahkan budidaya jagung manis ke musim kemarau, menggungakan varietas yang tinggi, memotong daun yang bersentuhan dengan tanah, melakukan penyiangan, memotong bagian tanaman  yang terserang penyakit ini.

Pemanenan

Pemanenan dikakukan pada umur 65-75 hari setalah masa tanam, dengan tahapannya sepuluh hari sebelum panen utama dilakukan panen pada jagung muda, yang baru muncul, hal ini dimaksudkan agar nutrisi dikonsumsi oleh jagung utama yang akan dipanen. Metode panen seperti ini cocok dilakukan untuk jenis tanaman jagung manis satu tongkol.
Categories:

1 comment

11 Oktober 2014 pukul 13.55

Jagung Manis

Posting Komentar