Sabtu, 11 Oktober 2014

Debit adalah volume air yang mengalir dalam satuan waktu tertentu atau debit adalah jumlah air yang dipindahkan di dalam satuan waktu pada titik tertentu. Satuan-satuan yang sering digunakan pada debit antara lain liter/detik, dm³/menit, liter/jam, liter/menit, dan lain-lain. Untuk dapat menentukan debit air maka kita harus mempelajari satuan ukuran volume dan satuan ukuran waktu terlebih dahulu, karena debit air berkaitan erat dengan satuan volume dan satuan waktu. 
Hubungan antar satuan waktu adalah sebagai berikut.
  • 1 Jam = 60 menit = 3.600 detik
  • 1/4 jam = 15 menit = 900 detik
  • 1/2 jam = 30 menit = 1.800 detik
  • 3/4 jam = 45 menit - 2.700 detik
Hubungan antar satuan volume adalah sebagai berikut
 km↘ 
Naikhm  hm↘Turun
: 1.000dam     dam↘x 1.000
m                   m↘ 
dm     dm↘
cm       cm↘
mm   mm
Besarnya debit air yang mengalir dapat dihitung dengan rumus berikut :
  Debit =  
Volume
 , ⇒ Waktu  =  
Volume
 ⇒, Volume  = Debit x Waktu  
WaktuDebit
Mencari Debit Untuk mencari debit menggunakan rumus sebagai berikut.
Debit =
Volume
Waktu
Contoh Soal :
Volume bak mandi di kamar mandi sekolah adalah 240 liter. Jika waktu yang diperlukan untuk mengisi bak mandi dari kondisi kosong sampai penuh waktu yang diperlukan adalah 40 menit, maka debit air dari kran besarnya.....cm³/detik. Pembahasan : Diketahui
  • Volume = 240 liter (dm³) diubah ke cm³ (turun 1 tangga satuan, x 1.000) sehingga menjadi 240.000 cm³.
  • Waktu 20 diubah ke detik = 20 x 60 = 1.200 detik
Ditanyakan debit....cm³/detik . maka
  Debit =  
Volume
 =  
240.000
 = 200 cm³/detik
Waktu1.200
Jadi debit air kran adalah 200 cm³/detik Mencari Waktu Untuk mencari waktu menggunakan rumus.
Waktu =  
Volume
Debit
Contoh Soal :
Sebuah akuarium yang berbentuk balok memiliki ukuran panjang 1m, lebar 50 cm, dan tinggi 40 cm. Akuarium tersebut akan diisi air menggunakan selang yang debitnya 100 ml/detik. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk akuarium tersebut sampai penuh?
Pembahasan :
Diketahui 
  • Volume balok(akuarium) = p x l x t = 100 x 50 x 40 = 200.000 cm³ atau  200.000 ml (ingat 1 cm³ = 1ml atau 1 cc)
  • Debit = 100 ml/detik
Waktu =  
Volume
 =  
200.000
 =2.000 detik  
Debit100
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengisiakuarium sampai penuh adalah 2.000 detik Mencari Volume Untuk mencari volume menggunakan rumus :
Volume = debit x waktu
Contoh Soal
Seorang petugas kebersihan pemadam kebakaran menyalakan 5 buah keran untuk memadamkan api yang membakar sebuah rumah. Debit air yang mengalir dari tiap keran adalah 12m³/jam. Waktu yang diperlukan untuk memadamkan kebakaran rumah tersebut adalah 105 menit. Tentukan berapa liter air yang digunakan untuk memadamkan kebakaran tersebut tersebut !
Pembahasan
Diketahui 
  • Debit = 5 x 12m³/jam = 60m³/jam dijadikan liter turun 1 tangga satuan ( x1.000), sehingga menjadi 60.000 liter/jam
  • Waktu 105 menit = 1,75 jam (1 jam 60 menit), maka
Volume = debit x waktu = 60.0000 x 1,75 = 105.000 liter/jam atau 1.750 liter/menit Untuk mempermudah mencari debit dapat menggunakan kalkulator sederhana di bawah ini. Catatan
SatuanDari
m³/jam
m³/menit
m³/detik
liter/jam
liter/menit
liter/detik
mm³/detik

Kamis, 09 Oktober 2014

Dewasa ini terdapat lebih dari 400 varietas tomat yang ditanam secara global. Ada varietas yang hanya cocok di dataran tinggi seperti berlian, mutiara dan kada. Ada yang cocok di dataran rendah seperti varietas intan, ratna dan CLN. Ada juga yang bisa ditanam baik di dataran tinggi maupun rendah, seperti GH2 dan GH4.

Memilih benih tomat
Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik
lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya.

Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat).

Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). Setelah itu keringkan dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril.

Penyemaian benih tomat
Sebelum ditanam secara luas, benih tomat sebaiknya disemaikan dahulu sampai memiliki daun dan batang yang cukup kuat. Penyemaian hendaknya dilakukan di atas media yang terpisah dengan penanaman masal. Lihat cara membuat media persemaian untuk tanaman hortikultura.

Untuk budidaya tomat, sebaiknya pilih media persemaian dengan ploybag. Hal ini untuk mengurangi resiko tanaman stres ketika dipindahkan. Namun persemaian polybag ini biayanya relatif lebih mahal. Apabila Anda memilih persemaian bedeng, hendaknya hati-hati saat mencabut dan memindahkan bibit. Lamanya penyemaian sampai tanaman siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.

Tips untuk persemaian bedengan, buat larikan (garis) diatas media persemaian dengan jarak antar larik 5 cm dan kedalaman larik 1 cm. Kemudian taburkan benih dalam larikan, jangan sampai bertumpuk-tumpuk, sebaiknya jarak antar benih 2-3 cm. Kemudian tutup larikan dengan tanah dan siram secukupnya. Metode pemindahanbisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan pencabutan, sebelum benih dicabut siram dengan air untuk melunakan media sehingga akar tidak putus ketika ditarik. Kedua, cara putar yaitu mengambil tanaman dengan tanah disekitarnya.

Tips untuk persemaian polybag/pot, setelah media persemaian dibuat lubangi permukaanya sedalam 1 cm. Kemudian bubuhkan biji tomat satu butir untuk setiap polybag, tutup dengan media tanam. Cara memindahkannya adalah dengan merobek atau melepas polybag/pot. Lalu masukkan tanaman beserta tanah yang terdapat di polybag/pot kedalam lubang tanam.

Pengolahan tanah
Tomat tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah terlalu asam (<5,5), tambahkan dolomit atau kapur pertanian. Manfaat pengapuran selain menaikan pH tanah juga untuk memperbaiki struktur tanah. Dosisnya harus disesuaikan dengan tingkat pH tanah masing-masing.

Bajak atau cangkul tanah hingga gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30 cm, lebar 1 meter dan pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm. Kemudian diamkan tanah kira-kira satu minggu.

Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk memperkaya kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP secukupnya (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk budidaya tomat organik, jangan ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-kira 30-40 ton per hektar.

Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik, penutupan dengan mulsa sangat berguna terutama pada musim kemarau. Mulsa plastik berguna untuk mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan gulma dan agar buah tomat tetap bersih tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali tanah selama satu minggu sebelum ditanami.

Penanaman bibit tomat
Pertama-tama buat lubang tanam pada mulsa dengan diameter 5-7 cm. Dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang tanam, jarak antar lajur sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam satu lajur 40-50 cm, kedalaman lubang tanam kira-kira 5-7 cm.

Setelah itu masukkan bibit siap tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybag atau pot, lepas terlebih dahulu wadahnya lalu masukkan semua media tanam tanpa mencabut akar tanaman. Kemudian tutup dan ratakan dengan tanah sekitar. Untuk bibit yang ditanam di persemaian bedeng, masukkan tanaman kemudian timbun dengan tanah bekas galian lubang. Ratakan dan siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.

Pemeliharaan dan perawatan
Tanaman tomat cukup sensitif dan perlu perawatan yang intensif. Tanaman ini sangat rentan terhadap hama dan penyakit, terutama yang ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan penting apabila kita hendak melakukan budidaya tomat.
a. Penyulaman
Penyulaman berfungsi untuk mengganti tanaman yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah karena cuaca. Penyulaman dilakukan setelah seminggu tomat ditanam. Cabut tanaman yang terlihat tidak sehat (kuning/layu) atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.
b. Penyiangan
Penyiangan dalam budidaya tomat biasanya dilakukan 3-4 kali selama musim tanam. Pada areal tanam yang ditutup mulsa penyiangan bisa lebih jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat gulma yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman, karena tanaman harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Selain itu gulma juga mengundang hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman utama.
c. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman tomat dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus segera agar tidak tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda bisa dilakukan dengan tangan. Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan pisau atau gunting. Untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa dipotong. Pemotongan ujung tanaman dilakukan setelah terlihat jumlah dompolan buah sekitar 5-7 buah.
d. Pemupukan tambahan
Pada budidaya tomat organik, semprotkan pupuk organik cair yang mempunyai kandungan kalium tinggi pada saat tanaman akan berbunga dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa dilakukan setiap minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi 2%. Selain itu, kita bisa menambahkan pupuk kandang atau kompos setelah tanaman berumur 2-3 minggu dengan dosis satu gengam tangan per tanaman.

Untuk budidaya tomat non-organik, pada usia satu minggu berikan campuran urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 sebanyak 1-2 gram per tanaman. Kemudian setelah umur 2-3 minggu berikan kembali urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 minggu tanaman masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per tanaman. Perhatikan, pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai tanaman karena bisa melukai tanaman tersebut. Berikan jarak 5-7 cm dari tanaman.

e. Penyiraman dan pengairan
Tanaman tomat tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun jangan sampai kekurangan. Kelebihan air dalam budidaya tomat membuat pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi akan menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan bisa menyebabkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan.

Kekeringan yang panjang bisa menyebabkan kerontokan bunga. Penyiraman hendaknya disesuaikan dengan kondisi cuaca. Bila curah hujan cukup relatif tidak perlu lagi penyiraman. Justru yang harus diperbaiki adalah saluran drainase agar air tidak menggenang disekitar areat tanaman. Pada musim kemarau, penyiraman bisa dilakukan pada pagi hari. Cegah jangan sampai tanah retak-retak kekeringan.

f. Pemasangan lenjeran
Pemasangan lenjeran atau ajir bertujuan sebagai tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh. Lenjeran dibuat dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20 cm dari tanaman. Lenjeran bisa dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan dengan lenjeran lain yang berdekatan. Pengikatan ujung berguna untuk memperkokoh posisi lenjeran.

Pemasangan lenjeran hendaknya sedini mungkin untuk mencegah luka pada akar tanaman akibat penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya belum menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan tertancap kecil. Luka pada akar yang diakibatkan tusukan lenjeran bisa menghambat pertumbuhan dan mengundang penyakit.

Pemasangan lenjeran dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10-15 cm. Ikatkan tanaman tomat dengan tali plastik pada lenjeran. Model ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 agar batang tomat tidak terluka karena bergesekan dengan tiang lenjeran. Ikatan hendaknya jangan terlalu kuat agar tidak menghambat pembesaran batang. Setelah itu, setiap tanaman bertambah tinggi 20 cm ikatkan batang tanaman dengan tali plastik pada lenjeran.

Pengendalian hama dan penyakit
Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila, hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida. Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya menggunakan pestisida yang alami. Silahkan lihat cara membuat pestisida organik.

Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja. Karena manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama dan penyakit akan tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif berbeda.

Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.

Pemanenan budidaya tomat
Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun menguning dan bagian batang mengering.

Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di Indonesia produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah tertentu bisa mencapai 25-30 ton per hektar.
Cara menanam cabe ini bisa diterapkan bagi para petani yang akan memulai bertanam cabe. Mengingat harga cabe sedang mahal, anda yang bukan petani juga bisa menerapkan cara menanam padi ini untuk di halaman kecil rumah anda.

Di indonesia, cabe sangat diminati sebagai bumbu masak, karena cabe sangat menggugah selera makan. Sehingga cabe menjadi bagian penting dari masakan indonesia. Oleh karena itu cara menanam cabe perlu pelajari untuk bisnis cabe yang menggiurkan.

Pemilihan bibit cabe
Pemilihan bibit cabe yang perlu di lakukan adalah :
  1. Tentukan jenis cabe yang akan di tanam misalkan : cabe rawit,cabe panjang,cabe merah
  2. Pilih bibit cabe yang segar
  3. Kupas cabe lalu ambil biji nya selanjutnya di jemur terik matahari sampai kering
Membuat semaian cabe
Semaian cabe mempunyai 2 cara media :
  • Media polybag
  • Media bedengan semaian
Kedua media ini hampir sama tetapi lebih banyak petani menggunkan media bedengan sebagi semaian cabe

Untuk media bedengan semaian cabe :
Buat kembali bedengan semaian
beri pupuk kandang dan pupuk kimia TSP secukupnya  mempercepat proses pertumbuhan bibit cabe
Taburkan bibit cab eke dalam bedengan semaian cabe
Jangan lupa tutup bagian atas mengunakan gulma kering biasanya menggunakan gulma alang-alang kering yang di sangga dengan kayu jarak antara tanah bedengan dan peyangga sebagai atap sekitar 50 cm agar tidak masuk secara langsung sinar matahari ke semaian bibit cabe
Jaga kelembaban tanah bedengan tadi seoptimal mungkin  dengan cara minmal penyiraman setiap hari lewat atas gulma kering agar air yang jatuh tidak langsung ke  tanah semaian bibit cabe.
Biarkan tumbuh sampai minimal 4 helai daun sebelum di pindahkan ke lahan

Persiapan lahan untuk tanaman cabe
Sambil menunggu semaian cabe tumbuh dan siap di pindahkan kelahan selanjutnya persiapkan lahan petanian untuk budidaya tanaman cabe harus diperhatiakan adalah:
  1. Gemburkan serta buang seluruh gulma yang ada di lahan untuk penaman cabe
  2. Lalu buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter sampai 1,5 meterserta ketinggian bedangan sekitar 30 cm dan juga jarak antar bedengan sekitar 30 cm sampai 40cm
  3. Buat lubang berjarak antara 40 cm sampai 60 cm
Masa Penanaman cabe
Untuk masa penanaman yang cocok untuk tanaman cabe :
  1. Pastikan kadar curah hujan yang tidak terlalu banyak
  2. Pilih bibit yang dari semaian dengan minimal 4 helai daun dan dalam kondisi subur lalu masukan ke lubang yang telah di persiapkan sebelumnya
  3. Lalu tutup kembali lubang sebagai mana sebelumnya harus di siram setiap hari kalau tidak ada hujan.
  4. Kalau pada musim kemarau sebaiknya gunakan penutup tanah mengunakan jerami atau media lain ini di maksudkan untuk menjaga kelembaban serta menekan kekeringan dan lain sebagi nya.
Pemupukan tanaman cabe
Beri pupuk kandang yang dapat  juga di campur dengan TPS dan Urea secukupnya pada setiap batang cabe di bedengan lahan tanaman cabe,Untuk pupuk kandang yang paling sering di gunakan untuk menanam cabe banyak berasal dari hasil kotoran ayam,tetapi dapat juga mempergunakan kotoran hewan yang lain sebagai kompos nya.

Perawatan tanaman cabe
Perawatan tanaman cabe yang harus di perhatiakn adalah:
  1. Lakukan penyiraman setiap hari
  2. Bersihkan setiap gulma penggangu sampai bersih
  3. Lakukan penyemprotan pestisida secara rutin sesuai anjuran
  4. Petik daun yang telah kuning agar pertumbuhan cabe menjadi produktif
  5. Dan lain sebagai nya
Pemetikan hasil panen cabe
Lakukan pemetikan buah cabe dengan kondisi buah yang telah masak dan segar masukan dalam kemasan wadah yang aliran atau sirkulasi udara yang sesuai agar cabe tidak cepat busuk.

Selasa, 07 Oktober 2014

Berikut ini adalah panduan sederhana, namun dapat diandalkan untuk menanam tanaman berakar seperti halnya Singkong.

Penyiapan lahan.
Lapangan dibajak dan digaru/disisir cukup satu kali dengan menggunakan traktor. Namun, bila
menggunakan bajak yang ditarik oleh hewan atau traktor tangan, lahan ini harus digaru/disisir/diluku sebanyak dua kali. Kecuali menggunakan traktor yang memiliki 2 (dua buah garu.

Gundukan/bubungan atau larikan yang dibangun yaitu dengan jarak satu meter kali satu meter, agar mendapatkan 10.000 batang pohon per Ha.

Lima puluh kantong kompos atau pupuk kandang kering (cukup untuk satu hektar) disiramkan ke tanah selama persiapan lahan.

Menanam.
Batang singkong sebagai bahan tanam harus berusia kurang dari delapan bulan dan harus bebas dari hama serangga dan penyakit.

Batang ini dipotong antara 20-25 sentimeter panjangnya (5 ruas), dan dikelompokkan menurut bagian tangkai dari mana mereka berasal: bagian bawah batang, tengah, atau bagian atas (mereka juga harus ditanam menurut kelompoknya).

Bahan tanam ini harus disimpan di tempat sejuk dan teduh agar bisa bertahan hingga tiga bulan. Tapi untuk perkecambahan yang lebih baik, stek harus ditanam sesegera mungkin.

Stek dari pangkal batang merupakan bahan yang lebih baik daripada yang dari bagian atas dalam hal perkecambahan, pertumbuhan akar dan hasil pati. Bahan tanam yang ditanam pada jarak satu meter kali satu meter ini bisa ditanam secara horisontal, vertikal (di mana 3-5 sentimeter dibiarkan terbuka), atau sedikit miring.

Penanaman secara horizontal dianjurkan pada lahan yang relatif kering, dan secara vertikal pada tanah yang sangat basah atau selama musim hujan, dan sedikit-cenderung pada tanah dengan kelembaban mendekati optimal.

Selama musim kemarau, stek ditanam di alur-alur sementara di pegunungan selama musim hujan. Bukit hilang harus ditanam kembali dua minggu setelah tanam.

Pemupukan.
Enam kantong berisi pupuk lengkap (14-14-14) diterapkan sebelum tanam. Pupuk ditutupi dengan lapisan tipis tanah. Dua bulan setelah tanam, tanaman beri dua karung urea (46-0-0). Pupuk ditempatkan di lingkaran 15 cm dari batang.

Irigasi.
Setelah melakukan pemupukan, lahan segera dibuatkan irigasi untuk melarutkan pupuk. Irigasi ini sangat dianjurkan setelah selama tiga bulan pertama habis tanam pada musim kemarau. Selama musim hujan, irigasi diperlukan hanya bila diperlukan.

Penyiangan / Budidaya.
Selama dua bulan pertama, dianjurkan untuk melakukan penyiangan. Pengokohan batang diperlukan 3-4 minggu setelah tanam diikuti dengan pembuatan 2-4 minggu kemudian. Setelah bulan kedua pengokohan tanaman, penyiangan tidak lagi diperlukan. Cukup melakukan pencabutan atau pemotongan gulma yang tinggi.

Panen.
Delapan bulan setelah tanam, pengambilan sampel parsial disarankan untuk menentukan apakah akar cukup matang untuk dipanen. Jika sudah cukup tua, akar dipanen secara manual jika tanah gembur. Pada tanah yang sedikit keras, bar digunakan untuk menggali tanah dan untuk digunakan sebagai tuas. Atau, sebuah bajak yang ditarik hewan dapat digunakan lewat di sisi tanamanuntuk menghancurkan tanah.

Jika panen dilakukan dengan tangan, batang terlebih dahulu dipotong, meyisakankan sedikit di bagian bawah batang yang dijadikan tungkai untuk menarik umbinya. Umbi dipotong dengan menggunakan parang tajam. Tanah yang menempel pada umbi akan diersihkan dengan menggunakan tongkat. Umbi yang dipanen harus segera dijual, jika tidak, mereka harus disimpan di tempat teduh.

Menurut penelitian ilmiah, sekitar 23% dari total singkong yang dipanen akan hilang akibat kerusakan yang cepat. Memar dan luka yang diderita selama panen berkontribusi terhadap proses kerusakan ini.

Masalah ini telah memicu banyak kemungkinan solusi seperti media kemasan yang sesuai, dikendalikan, dikondisikan, dll, walaupun tidak semuanya berhasil.

Sabtu, 04 Oktober 2014

Jagung merupakan salah satu tanaman bahan pangan yang banyak ditanam di Indonesia. Slah satu jenis jagung yang banyak ditanam adalah Jagung Manis. Jagung manis banyak mengandung zat gulaterutama sukrosa. Biasanya jenis jagung ini dipanen ketika masih muda(pada tahap masak susu), sebab jika dipanen saat jagung ini sudah tua makan rasa manisnya akan berkurang.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penanaman jagung manis, Karena tanaman ini tidak akan berkembang maksimal apabila kebutuhan hara tidak tercukupi. Tanaman ini memerlukan unsur nitrogen (N) dalam jumlah besar. Dengan pemberian pupuk harus memperhatikan keseimbangan antara nitrogen, kalium (K) dan pospat (P). Berikut ini beberapa langkah yang perlu anda ketahui sebelum membudidayakan tanaman jagung manis tersebut.

Pengolahan Lahan 
Budidaya tanaman jagung manis dapat dilakukan dilahan kebun ataupun sawah, dengan catatan lahan sawah yang tidak tergenang dengan air. Biasanya untuk mengurangi jumlah air dapat dilakukan dengan cara membuat parit kecil diantara tanaman jagung. Tahapan pengolahan lahan yang pertama adalah dengan mencangkul tanah dan memecah bongkah tanah agar tanah menjadi gembur. Setelah bongkah tanah terpecah, ratakan tanah.

Selanjutnya buatlah bedengan dengan ukuran lebar 1 meter dengan ketinggian 20-30 cm sedangkan jarak antara bedengan yang satu dengan yang lainya sekitar 30 cm dan dalam satu bedengan ditanami 2 lajur/baris tanaman. Bedengan ini berfungsi sebagai drainase air(untuk tanah yang drainasenya kurang baik).

Selanjutnya pemberian pupuk dasar, pupuk yang diberikan adalah pupuk organik/pupuk kompos, hal ini untuk memenuhi unsur N dan unsur lainnya, kebutuhan pupuk dasar dalam budidaya jagung manis ini adalah 5 ton/ha. Jumlah pupuk ini tergantung dengan tingkat kesuburan tanah yang akan ditanami jagung.

Penanaman dan perawatan
Penanaman jagung manis yang paling baik adalah dengan cara tunggal. Buatlah lubang sedalam 2-3 cm kemudian masukan 2 butir benih jagung. Jarak antar tanaman jagung yang ideal adalah sekitar 60-75 cm. Setelah benik dimasukan ke lubang, tutup dengan tanah dan pupuk kompos. Siramlah agar kelembaban tanah terjaga. Benih yang dibutuhkan adalah 8 kg per hektar(34.000-37.00 tanaman/ha).

Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam budidaya Jagung Organik, dilakukan Pengendalian hama Secara Terpadu atau PHT, untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu Hama dan sifatnya dalam mengganunggu tanaman. 

1. Penggerek batang jagung (O. furnacalis).
Hama ini menyerang tanaman pada fase vegetatif maupun generatif. menyebabkan kerusakan tanaman dengan cara menggerek bagian batang tanaman untuk mendapatkan makanan. Pengendaliannya, bisa dilakukan dengan cara tekhnis, yaitu dengan mengatur rotasi tanam seperti dengan kedelai dan kacang tanah. Selain itu bisa juga dengan dengan memotong bunga jantan dan menerapkan waktu tanam yang tepat. Pengendalian hayati bisa dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami seperti Trichogramma spp. atau predator alami Euborellia annulata yang memangsa larva.

2. Ulat Tongkol (H. armigera)
Ulat tongkol menyerang tongkol jagung, sehingga tongkol jagung membusuk. Biasanya, awalnya ulat ini bertelur di rambut-rambut jagung kemudian setelah larva tumbuh maka akan memasuki kedalam tongkol, makanya perlu pengawasan yang mendetil dalam pengendalian hama ini. Pencegahan terhadap hama ini adalah dengan menerapkan pengolahan tanah yang baik. Pengolahan tanah yang akan mengurangi populasi ulat tongkol berikutnya. Musuh utama dari hama ini adalah Trichogramma spp. yang merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa parasit pada larva muda.

3. Kutu Daun (R. maidis)
Kutu daun mengeluarkan cairan yang biasa disebut embun madu pada daun, sehingga menyebabkan daun akan bernoda dengan warna gelap. Noda-noda inilah yang nantinya akan menghambat proses fotosintesis.  Musuh alami hama ini adalah Lysiphlebus mirzai, Coccinella sp. dan Micraspis sp. Cara lain untuk menghambat hama ini adalah dengan melakukan tumpang sari.

4. Belalang (Oxya spp.)
Hama ini biasanya banyak berkembang didataran rendah, umumnya lahan padang rumput atau pesawahan. Beberapa musuh alami belalang adalah Systoechus sp., burung dan laba-laba. Selain itu patogen seperti Metarhizium anisopliae merupakan musuh belalang. Metarhizium anisopliae merupakan bahan biopestisida yang sanggup mengendalikan 70-90% hama belalang.

5. Tikus (Rattus argentiventer)
Hama ini biasanya menyerang tanaman jagung manis yang ditanam di lahan sawah. Tikus memakan tongkol muda yang sedang matang susu, umumnya tikus memakan tongkol dari ujung hingga pertengahan pangkal. Pengendalian hama tikus secara organik adalah dengan memburu dan membasmi tikus dari sarangnya. Bisa juga dilakukan dengan cara gropyokan bersama petani yang lainnya.

Selain itu, perlu dikenali lebih lanjut Penyakit pada budidaya jagung manis. Diantaranya adalah.

1. Bule (Peronosclespora Maydis).
Penyakit ini menyebabkan daun bergaris putih hingga kuning, kemudian mucul juga garis coklat. Penyakit ini menyerang tongkol dan biasanya hampir ada disepanjang musim tanam, dan seringkali menyerang tanaman yang terlambat tanam atau diluar musim tanam. Menyebabkan kerusakan hingga 100 persen, untuk menghindarinya maka gunakan benih yang tahan penyakit tersebut. Cara lain untuk menghindarinya adalah dengan cara memusnahkan yang terifeksi, melakukan penanaman sesuai musim dan melakukan rotasi tanaman.

2. Karat (Puccinia sorghi)
Terjadi bintil-bintil berwarna coklat atau oranye pada permukaan daun bagian atas. Dikendalikan dengan cara pemilihan benih unggul, sanitasi yang baik, jika terlanjur ada, maka gunakan biopestisida pada daun.

3. Hawar daun (Helminthosporium turcicum),
Menyerang daun tua, kemudian menjalar kedaun muda. Bisa menyebabkan kematian pada tanaman, Pengendaliannya dilakukan dengan cara menggunakan varietas unggul, pengolahan lahan yang baik, penyiangan dan pengaturan jarak tanam.

4. Hawar daun (Curvularia sp.) 
Bisa menyebabkan seluruh bagian daun mengering, pengendaliannya dengan memilih varietas tahan penyakit, perbaikan sanitasi dan drainase..

5. Hawar pelepah (Rhizoctonia solani)
Bisa menyebabkan kebusukan pada pelepah, biasanya diawali dengan menyerang bagian tanaman yang terdekat dengan tanah, kemudian menjalar kebagian lainnya. Pengendaliannya dilakukan dengan cara memindahkan budidaya jagung manis ke musim kemarau, menggungakan varietas yang tinggi, memotong daun yang bersentuhan dengan tanah, melakukan penyiangan, memotong bagian tanaman  yang terserang penyakit ini.

Pemanenan

Pemanenan dikakukan pada umur 65-75 hari setalah masa tanam, dengan tahapannya sepuluh hari sebelum panen utama dilakukan panen pada jagung muda, yang baru muncul, hal ini dimaksudkan agar nutrisi dikonsumsi oleh jagung utama yang akan dipanen. Metode panen seperti ini cocok dilakukan untuk jenis tanaman jagung manis satu tongkol.